HAIUPDATE.COM – Presiden Jokowi sempat disebut sebagai petugas partai oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoptri.
Kini, Presiden Jokowi telah berubah, Jokowi telah menjelma menjadi kekuatan politik tersendiri dan memposisikannya sebagai kingmaker.
Pandangan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.
“Jokowi yang selama ini disebut sebagai petugas partai kini telah menjelma menjadi kekuatan politik tersendiri.”
Baca Juga:
Partai Demokrat Tanggapi Soal Kemungkinan PDIP Gabung ke dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo Subianto
Baca artikel lainnya di sini: Kedekatan dengan Jokowi dan Komitmen untuk Rakyat, Hasilkan Elektabilitas Prabowo Ungguli Ganjar
“Jokowi memposisikannya sebagai kingmaker,” kata Dendik Rulianto.
Menurut Dendik Rulianto, pada titik tertentu terjadi perbedaan kepentingan antara Jokowi dengan PDIP yang selama ini mengusungnya.
Berbekal keberhasilan selama memimpin di Solo dan DKI Jakarta, Jokowi tampil sebagai pemimpin nasional dengan sejumlah terobosan.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Bantah Keterangan Luhut Pandjaitan Soal Wacana Pembatasan Pembelian BBM Subsidi
Adapun fokus Jokowi dalam membangun infrastruktur telah meletakkan fondasi yang kokoh untuk tekad Indonesia menjadi negara maju.
Meskipun didera dengan pandemi COVID-19 dan guncangan geopolitik internasional, visi memajukan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Jokowi.
“Jokowi melangkah lebih jauh lagi dengan menggulirkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur,” tambah Dendik Rulianto.
Bagi Jokowi, sambung Dendik Rulianto, pembangunan yang terlalu terpusat di Pulau Jawa harus disebarkan ke daerah-daerah.
Baca Juga:
Badan Hukum PDI Perjuangan Gugat Penyidik KPK AKBP Rosa Purba Bekti ke Pengadilan Negeri Jaksel
Pilkada Jakarta 2024, PDI Perjuangan Prioritaskan Usung Kader Partai Melalui Mekanisme Internal
Presiden Jokowi Jelaskan Soal Rencana Perum Bulog akan Akuisisi Sumber-sumber Beras di Kamboja
Visi Indonesiasentris dimulai dengan membangun ibu kota baru yang berada di tengah-tengah wilayah, sekaligus mengurangi beban Jakarta yang sudah sangat berat.***