BAGAIMANA membayangkan sebuah kota modern berteknologi tinggi, lengkap dengan pelabuhan megah dan satelit kota cerdas, berdiri di atas puing-puing Gaza?
Pertanyaan itu muncul setelah Washington Post membocorkan dokumen setebal 38 halaman tentang rencana pembangunan kota futuristik bernama Gaza Riviera.
Gagasan ambisius itu konon lahir dari lingkaran dekat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Presiden Meksiko Tanggapi Keinginan Donald Trump Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika
Pertama Sejak 1981, Insiden Penembakan Donald Trump adalah Upaya Pembunuhan Calon Presiden AS
Perlindungan untuk Gaza, Prabowo Subianto dan Raja Yordania Bahas Bantuan Kemanusiaan

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di saat debu serangan udara masih menutup langit Gaza, prospektus tersebut justru melukiskan sebuah surga metropolitan, seakan luka lama bisa ditutup dengan menara kaca berkilauan.
Rencana Kota Gaza Disebut Sebagai Gaza Riviera
Menurut bocoran dokumen, seluruh 2 juta penduduk Gaza akan dipindahkan secara paksa ke wilayah lain dengan status “relokasi sementara” di bawah perwalian Amerika Serikat selama sepuluh tahun.
Sebagai ganti tanah dan rumah, penduduk dijanjikan token digital, sebuah kompensasi yang bisa ditukar untuk membangun kehidupan baru di zona penampungan atau negara tujuan lain.
Baca Juga:
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Emir Qatar dan PM Qatar, Bahas Kerja Sama hingga Gaza
Bantuan Kemanusiaan Pertama Bergerak Tinggalkan Siprus, Kapal Menuju Pesisir Barat Daya Jalur Gaza
Prabowo Subianto Nyatakan Kecewa Terhadap Negara Barat, Diam Saat Palestina Diserang Besar-besaran
Proposal itu menamai proyek dengan akronim megah: The Gaza Reconstitution, Economic Acceleration and Transformation Trust atau GREAT.
Rancangan pembangunan meniru jejak proyek Neom di Arab Saudi, dengan janji kota pelabuhan modern, delapan satelit kota yang ditenagai kecerdasan buatan, dan sebuah taman manufaktur bernama “Elon Musk” di bekas zona industri Erez.
Namun hingga kini, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri Amerika menolak berkomentar apakah proposal tersebut mencerminkan kebijakan resmi negara.
Dana Triliunan Rupiah dari Investor Swasta Global
Prospektus itu menjelaskan bahwa pemerintah Amerika tidak akan menyumbang sepeser pun dana, melainkan menggantungkan seluruh biaya pada kantong investor swasta.
Jumlah yang ditargetkan fantastis: 100 miliar dolar AS, atau setara Rp1.642 triliun.
Angka itu diproyeksikan akan mengubah wajah Gaza dari jalur konflik menjadi “Riviera Timur Tengah”.
Perencanaan keuangan disebut melibatkan konsultan global Boston Consulting Group, sementara payung proyek diklaim dinaungi oleh Gaza Humanitarian Foundation dengan dukungan Amerika dan Israel.
Di atas kertas, Gaza seakan disulap menjadi magnet investasi dan wisata, namun di lapangan, tanah yang direncanakan untuk dibangun masih bergemuruh oleh serangan militer.
Relokasi Paksa Disebut Sebagai Deportasi Massal Terselubung
Reaksi keras langsung muncul dari komunitas internasional. Direktur Eksekutif Trial International, Philip Grant, menyebut gagasan Gaza Riviera sebagai bentuk deportasi massal terselubung.
“Ini adalah cetak biru untuk deportasi massal, yang dipasarkan sebagai pembangunan,” ujar Grant, dikutip dari laporan Washington Post.
Ia menegaskan bahwa pemindahan paksa penduduk, rekayasa demografi, hingga hukuman kolektif dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Hasilnya? Sebuah kasus buku teks tentang kejahatan internasional dalam skala yang tak terbayangkan,” kata Grant, dengan nada getir.
Grant memperingatkan, siapapun yang terlibat, baik pemerintah maupun pihak swasta, berpotensi menghadapi tanggung jawab hukum selama beberapa dekade ke depan.
Gaza Antara Ambisi Modernisasi Dan Luka Sejarah yang Dalam
Rencana kota futuristik ini menempatkan Gaza dalam persimpangan: antara ambisi modernisasi yang menggiurkan bagi investor dan luka sejarah yang masih berdarah bagi penduduknya.
Bagi sebagian orang, Gaza Riviera mungkin terdengar seperti jalan keluar dari lingkaran perang tanpa ujung.
Namun bagi dua juta jiwa yang mendiami jalur sempit itu, rumah bukan sekadar lahan investasi.
Di balik prospek pelabuhan canggih dan kota pintar berbasis kecerdasan buatan, terdapat satu fakta sederhana: Gaza masih diliputi suara sirene, dentuman roket, dan ketidakpastian masa depan.
Dan di antara abu perang yang belum reda, pertanyaan itu tetap menggantung: siapa yang benar-benar akan diuntungkan dari mimpi megah bernama GREAT?****
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infobumn.com dan Bisnisnews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Adilmakmur.co.id dan Hallokampus.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Nusraraya.com dan Jakartaoke.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center